PERADABAN
Peradaban memiliki berbagai arti dalam kaitannya dengan masyarakat manusia. Seringkali istilah ini digunakan untuk merujuk pada suatu masyarakat yang "kompleks": dicirikan oleh praktik dalam pertanian, hasil karya dan pemukiman, berbanding dengan budaya lain, anggota-anggota sebuah peradaban akan disusun dalam beragam pembagian kerja yang rumit dalam struktur hirarki sosial.
Istilah peradaban sering digunakan sebagai persamaan yang lebih luas dari istilah "budaya" yang populer dalam kalangan akademis. [1] Dimana setiap manusia dapat berpartisipasi dalam sebuah budaya, yang dapat diartikan sebagai "seni, adat istiadat, kebiasaan ... kepercayaan, nilai, bahan perilaku dan kebiasaan dalam tradisi yang merupakan sebuah cara hidup masyarakat". [2] Namun, dalam definisi yang paling banyak digunakan, peradaban adalah istilah deskriptif yang relatif dan kompleks untuk pertanian dan budaya kota. Peradaban dapat dibedakan dari budaya lain oleh kompleksitas dan organisasi sosial dan beragam kegiatan ekonomi dan budaya.
Dalam sebuah pemahaman lama tetapi masih sering dipergunakan adlah istilah "peradaban" dapat digunakan dalam cara sebagai normatif baik dalam konteks sosial di mana rumit dan budaya kota yang dianggap unggul lain "ganas" atau "biadab" budaya, konsep dari "peradaban" digunakan sebagai sinonim untuk "budaya (dan sering moral) Keunggulan dari kelompok tertentu." Dalam artian yang sama, peradaban dapat berarti "perbaikan pemikiran, tata krama, atau rasa". [3] masyarakat yang mempraktikkan pertanian secara intensif; memiliki pembagian kerja; dan kepadatan penduduk yang mencukupi untuk membentuk kota-kota. "Peradaban" dapat juga digunakan dalam konteks luas untuk merujuk pada seluruh atau tingkat pencapaian manusia dan penyebarannya (peradaban manusia atau peradaban global). Istilah peradaban sendiri sebenarnya bisa digunakan sebagai sebuah upaya manusia untuk memakmurkan dirinya dan kehidupannya. Maka, dalam sebuah peradaban pasti tidak akan dilepaskan dari tiga faktor yang menjadi tonggak berdirinya sebuah peradaban. Ketiga faktor tersebut adalah sistem pemerintahan, sistem ekonomi, dan IPTEK.
MANUSIA DAN PERADABAN
Terdapat dua istilah yang saling berkaitan, yaitu kebudayaan dan peradaban. Mengenai kedua istilah ini mempunyai pengertian yang bertentangan menurut para ahli, antara lain:
1. Bieren de hann
• Peradaban adalah seluruh kehidupan sosial, politik, ekonomi, dan tekhnik.
• Kebudayaan adalah sesuatu yang berasal dari hasrat dan gairah yang lebih murni, yang berada di atas tujuan yang praktis hubungan masyarakat.
2. Oswald Spengl
• Peradaban adalah kebudayaan yang sudah mati
• Kebudayaan adalah wujud dari seluruh kehidupan adat, industrial filsafat, dan sebagainya.
3. prof. Dr. Koentjoroningrat
• peradaban adalah bagian dari kebudayaan yang halus dan indah.
Sesungguhnya peradaban itu adalah kebudayaan yang telah mencapai tingkat tertentu, pada suatu masyarakat tertentu, yang tercermin dalam tingkat intelektual, keindahan, teknologi dan spiritual. jaman sekarang kebudayaan sudah mencapai tingkat yang cukup tinggi terbukti dengan peradaban yang terus meningkat dari waktu ke waktu. Dengan peradaban yang tinggi manusia bisa menciptakan sesuatu yang bernilai tinggi pula, seperti contohnya komputer. Dahulu manusia memulai dengan pembuatan mesin tik, kemudian berlanjut ke komputer, laptop, netbook, hingga sekarang dengan tingkat intelektual manusia dan kecanggihan teknologi bisa merancang dan membuat komputer touch screen, dari segi keindahannya sudah jelas pasti indah, bagus, lengkap, mewah dan dari segi spiritualnya, jika kita bisa menggunakannya sebaik mungkin dan memanfaatkanya, tidak digunakan untuk hal-hal yang aneh, itu bisa menunjukkan kualitas manusia yang beradab tentunya.
Sehingga, tinggi ataupun rendahnya peradaban suatu bangsa tergantung oleh 3 faktor utama yaitu, ilmu pengetahuan, tingkat pendidikan, kemajuan teknologi.
Ilmu Pengetahuan
Tentunya Bangsa yang beradab adalah bangsa yang telah mencapai tingkat kebudayaan tertentu. Jika masyarakatnya memiliki ilmu pengetahuan tentunya masyarakat itu pintar dan kreatif, dapat menciptakan teknologi yang mutakhir.
Tingkat Pendidikan
Suatu bangsa yang masyarakatnya mendapatkan pendidikan yang tinggi, dimungkinkan akan mempunyai peradaban yang tinggi, karena SDA yang berkualitas akan membantu membangun bangsa yang berkualitas pula, Kualitas seseorang bisa dilihat dari tingkat pendidikannya. Namun tetap harus diimbangi oleh sisi spiritual dalam diri mereka.
Kemajuan Teknologi
Kemajuan teknologi suatu bangsa bisa dilihat dari infrastruktur bangunan, sarana yang dibuat serta lembaga yang dibentuk., Bangunan-bangunan yang menjulang tinggi bisa memperlihatkan kemajuan teknologi suatu bangsa, bangsa yang memiliki peradaban yang tinggi. Sarana yang dibuat seperti jalan-jalan raya, landasan terbang, bandar udara, pelabuhan, alat transportasi, sarana kesehatan seperti rumah sakit, bangunan/gedung sekolah, dll.
Namun harus menjadi catatan, bahwa masyarakat atau bangsa yang berkebudayaan tidak berarti meiliki peradaban, karena tak selamanya manusia yang berbudsaya itu manusia yang memiliki peradaban. Namun manusia itu adalah makhluk yang beradab, karena manusia dianugrahi harkat, martabat serta potensi kemanusiaan yang tinggi. Namun dalam perkembanganya manusia bisa jatuh kedalam kebiadaban, karena ketidakmampuanya menyeimbangkan dan mengendalikan cipta, rasa dan karsa yang dimilikinya.
Seperti contoh, manusia yang memiliki intelektual yang tinggi, ilmu pengetahuan dan teknologi, namuan dia menggunakannya untuk hal yang salah, seperti membuat bom dan meledakannya. Itu lah salah satu contoh kebiadaban manusia, karena sisi spirirtualnya juga tidak ada.
credit : http://id.wikipedia.org, www.raden-fandi.co.cc.
ILMU SOSIAL BUDAYA DASAR (ISBD)
Blog Ini Dibuat Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah ISBD Jurusan Pendidikan bahasa Inggris STKIP Garut Dengan Dosen Pengampuh Drs. Ana Maulana, M.Pd.
STKIP
Rabu, 29 Desember 2010
Rabu, 03 November 2010
Latent Social Problem (ENG SUB)
Latent Social Problems are an issue for us is not a social problem, but if viewed from certain aspects can be said of social problems. Latent Social Problems usually has become a common practice in social life, the most common is the adolescent friendship association.
For Indonesia people who have a traditional eastern and also the majority of muslin community in the world, in Indonesia there are a lot of religious elements, especially elements of the Islamic religion. So, Latent Social problem highly visible for the Indonesian people.
Many examples can be taken in the Latent Social Problem. As a man and a man who was sitting nearby. Basically it is a matter of course a man and woman sitting close together and they do not do things that violate the norms. But for the Islamic community is a matter that was disputed because they were not 'Muhrim ".
It can be concluded that the Latent Social Problem, many interpreted as a single word "only", and said it can be just making an issue becomes not the case in question.
LATENT SOCIAL PROBLEM (INDO SUB)
Latent Social problem adalah suatu masalah yang bagi kita itu bukan merupakan sebuah masalah sosial, namun jika di lihat dari aspek-aspek tertentu bisa dikatakan masalah sosial. Latent Social Problem biasanya sudah menjadi hal yang biasa dilakukan di kehidupan pergaulan, yang paling banyak ditemui adalah dalam pergaulan pertemanan remaja.
Bagi masayarakat Indonesia yang mempunyai adat ketimuran dan juga merupakan mayoritas masyarakat muslin di dunia, Indonesia banyak sekali terdapat unsur-unsur agamanya, terutama unsur agama Islam. Sehingga Latent Social Problem sangat terlihat jelas bagi masyarakat Indonesia.
Banyak contoh yang dapat diambil dalam Latent Social problem. Seperti seorang pria dan laki-laki yang duduk berdekatan. Pada dasarnya itu hal yang biasa seorang laki-laki dan perempuan duduk berdekatan dan mereka tidak melakukan hal-hal yang melanggar norma-norma. Namun bagi masyarakat Islam itu merupakan suatu hal yang dipermasalahkan, karena mereka berdua bukan 'Muhrim".
Sehingga dapat disimpulkan bahwa Latent Social Problem itu banyak diartikan sebagai satu kata "hanya", dan kata itu bisa sama membuat suatu masalah menjadi bukan hal yang dipermasalahkan.
Selasa, 02 November 2010
Manusia Bukan Hanya Sebagai Makhluk Biologi Tetapi juga sebagai Makhluk Budaya, Ekonomi, Individu dan Sosial (Indonesia & English Sub)
MANUSIA BUKAN HANYA SEBAGAI MAKHLUK BIOLOGI, TETAPI JUGA MAKHLUK BUDAYA, EKONOMI, INDIVIDU DAN SOSIAL
Pada dasarnya manusia adalah makhluk biologis. Manusia dikatakan mahkluk biologis karena manusia memiliki unsur-unsur bilogi yaitu butuh makan, minum, tidur, dan kebutuhan bilogis lainya.
Namun pada hakikatnya manusia bukan hanya sebagai makhluk bilogisaja, manusia juga menjadi makhluk budaya, makhluk ekonomi, makhluk sosial dan makhluk budaya. Dalam hal kerohanian, mereka dijelaskan menggunakan konsep jiwa yang bervariasi di mana, dalam agama, dimengerti dalam hubungannya dengan kekuatan ketuhanan atau makhluk hidup; Dalam antropologi kebudayaan, mereka dijelaskan berdasarkan penggunaan bahasanya, organisasi mereka dalam masyarakat majemuk serta perkembangan teknologinya, dan terutama berdasarkan kemampuannya untuk membentuk kelompok dan lembaga untuk dukungan satu sama lain serta pertolongan.Dalam hal ekonomi, manusia memiliki kebutuhan dasar yang bisa dipenuhi dengan memiliki uang, dan itu termasuk kebutuhan ekonomi.
Selanjutnya akan diberi penjelasan mengenai keempat pembahasan lainya.
MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK BIOLOGI
Banyak manusia menganggap dirinya organisme terpintar dalam kerajaan hewan, meski ada perdebatan apakah cetaceans seperti lumba-lumba dapat saja mempunyai intelektual sebanding. Tentunya, manusia adalah satu-satunya hewan yang terbukti berteknologi tinggi. Manusia memiliki perbandingan massa otak dengan tubuh terbesar di antara semua hewan besar (Lumba-lumba memiliki yang kedua terbesar; hiu memiliki yang terbesar untuk ikan; dan gurita memiliki yang tertinggi untuk invertebrata). Meski bukanlah pengukuran mutlak (sebab massa otak minimum penting untuk fungsi "berumahtangga" tertentu), perbandingan massa otak dengan tubuh memang memberikan petunjuk baik dari intelektual relatif. (Carl Sagan, The Dragons of Eden, 38)
Kemampuan manusia untuk mengenali bayangannya dalam cermin, merupakan salah satu hal yang jarang di temui dalam kerajaan hewan. Manusia adalah satu dari empat spesies yang lulus tes cermin untuk pengenalan pantulan diri - yang lainnya adalah simpanse, orang utan, dan lumba-lumba. Pengujian membuktikan bahwa sebuah simpanse yang sudah bertumbuh sempurna memiliki kemampuan yang hampir sama dengan seorang anak manusia berumur empat tahun untuk mengenali bayangannya di cermin.
Pengenalan pola (mengenali susunan gambar dan warna serta meneladani sifat) merupakan bukti lain bahwa manusia mempunyai mental yang baik.
Kemampuan mental manusia dan kepandaiannya, membuat mereka, menurut Pascal, makhluk tersedih di antara semua hewan. Kemampuan memiliki perasaan, seperti kesedihan atau kebahagiaan, membedakan mereka dari organisme lain, walaupun pernyataan ini sukar dibuktikan menggunakan tes hewan. Keberadaan manusia, menurut sebagian besar ahli filsafat, membentuk dirinya sebagai sumber kebahagiaan.
MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK BUDAYA
Budaya berasal dari bahasa sanskerta yaitu buddhayah yang merupakan bentuk jamak dari Buddhi diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal.
Secara umum Budaya merupakan hasil budi dan daya dari manusia.
JJ. Hoeningman membagi kebudyaan dlm 3 wujud :
a. gagasan
Kebudayaan yang berbentuk kumpulan, ide, gagasan,nilai,norma, peraturan yang sifatnya abstrak.
b. Aktivitas (tindakan)
Wujud kebudayaan sebagai suatu tindakan berpola dari manusia dalam masyarakat.,
sering disebut sebagai system sosial, yaitu aktivitas-aktivitas manusia yang saling berinteraksi, mengadakan kontak, bergaul dengan manusia lainnya menurut pola-pola tertentu.sifatnya konkret dapat diamati.
c. Artefak ( karya)
Wujud kebudayaan fisik yang berupa hasil dari aktivitas, perbuatan, dan karya semua manusia dalam masyarakat berupa benda-benda yang dapat diraba dan dilihat.
7 unsur kebudayaan bersifat universal :
a. Sistem perlatan dan perlengkapan hidup (teknologi)
b. sistem mata pencaharian
c. sistem kemasyarakatan atau organisasi sosial
d. bahasa
e. kesenian
f. sistem pengetahuan
g. sistem religi
ETIKA DAN ESTETIKA BERBUDAYA
1. Etika manusia dalam berbudaya
Etika berasal dari bahasa Yuniani, ethos.
Ada 3 jenis makna etika menurut Bertens :
a. Etika dlam arti nilai-nilai atau norma yang menjadi pegangan bagi seseorang atau kelompok orang dalm mengatur tingkah laku.
b. Etika dalam arti kumpulan asas atau nilai moral ( kode etik)
c. Etika dalam arti ilmu atau ajaran tentang baik dan buruk ( filsafat moral)
Kebudyaan merupakan hasil cipta, rasa dan karsa manusia. Manusia beretika, akan menghasilkan budaya yang beretika.
Etika berbudyaa mengandung tuntutan bahwa budaya yang diciptakan harus mengandung niali-nilai etik yang bersifat universal. Meskipun demikian suatu bidaya yang dihasilkan memenuhi nilai-nilai etik atau tidak bergantung dari paham atau ideologi yang diyakini oleh masyarakat.
2. Estetika manusia dalam berbudaya
Estetika dapat dikatakan sebagi teori tentang keindahan atau seni, Estetika berkaitan dengan nilai indah-jelek
Makna keindahan :
a. secara luas, keindahan mengandung ide kebaikan
b. secara sempit, yaitu indah dalam lingkup persepsi penglihatan ( bentuk dan warna)
c. secara estetik murni, menyangkut pengalaman estetik sesorang dalam hubungannya dengan segala ssuatu yang diresapinya melalui indera.
Estetika berifat subyektif,sehingga tidak bisa dipaksakan. Tetapi yang penting adalah menghargai keindahan budaya yang dihasilkan oleh orang lain.
MEMANUSIAKAN MANUSIA
Manusi tidak hanya sekedar homo, tetapi harus ditingkatkan menjadi Human dengan cara memiliki prinsip, nilai dan rasa kemanusiaan yang melekat pada dirinya.
Memanusiakan manusia berarti perilaku manusia untuk menghargai dan menGhormati harkat dan derajat manusia dengan cara tidak menindas sesame, todak menghardik, tidak bersifat kasar, tidak menyakiti, dan perilaku buruk lainnya.
PROBLEMATIKA KEBUDAYAAN
Kebudayaan mengalami dinamika seiring dengan dinamika pergaulan hidup manusia sebagi pemilik kebudayaan, Dinamika Kebudayaan berupa :
1. Pewarisan kebudayaan
Proses pemindahan, penerusan, pemilikan dan pemakaian kebudyaan dari generasi ke generasi secara berkesinambungan
Pewarisan dapt melalui :
- enkulturasi (Pembudayaan) : Proses mempelajari dan menyesuaikan pikiran dan sikap individu dengan system norma,
adapt dan peraturan hidup dalam kebudyaan
- Sosialisasi (Proses pemasyarakatan)
Individu menyesuaikan diri dengan individu lain dalam masyarakat.
Masalah dalam Pewarisan Kebudayaan :
a. Sesuai/tidaknya budaya warisan dengan dinamika masyarakat saat sekarang.
b. Penolakan generasi penerima terhadap warisan budaya
c. Munculnya budaya baru yang tidak sesuai dengan budaya warisan.
2. Perubahan kebudayaan
Perubahan yang terjadi sebagai akibat adanya ketidaksesuaian diantara unsure-unsur budaya yang saling berbeda sehingga terjadi keadaan dimana fungsinya tidak sesuai dengan bagi kehidupan.
Contoh : pembangunan , modernisasi
Masalah yang muncul :
a. Perubahan bersifat regress (keminduran)
b. Perubahan melalui revolusi
3. Penyebaran Kebudayaan (difusi)
Proses menyebarnya unsure-unsur kebudayaan dari suatu kelompok ke kelompok lain.
Globalisasi : Penyebaran budaya secara meluas.
Arnold J. Toynbee, dalam Penyebaran budaya dalil tentang radiasi Budaya sebagai berikut :
a. Aspek atau unsur budaya selalu masuk tidak secara keseluruhan, melainkan individual.
b. Kekuatan menembus suatu budaya berbanding terbalik dengan nilainya, makin tinggi aspek budaya, makin sulit diterima.
c. Jika satu unsure budaya masuk, maka akan menarik unsure budaya lain.
d. Unsur budaya yg masuk bisa berbahaya bagi masyarakat yang menerima budaya tersebut.
Masalah dalam difusi :
Hilangnya nilai-nilai budaya local sebagai akibat masukknya budaya asing.
Selain difusi kontak antar kebudayaan bisa berupa :
a. Asimilasi : Peleburan antar kebudayaan yang bertemu, berlangsung lama dan intensif..
b.Akulturasi: kontak antar kebudayaannamumasing-masing masih menunjukkan unsur-unsur budayanya.
MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK EKONOMI
Kita tentu paham bahwa setiap manusia mempunyai kebutuhan yang beraneka ragam. Setiap manusia butuh makan dan minum agar tetap hidup. Manusia membutuhkan pakaian untuk dapat bergaul dengan baik dengan manusia lainnya. Manusia juga butuh rumah sebagai tempat berlindung. Pendidikan, kesehatan, hiburan, dan kebutuhan lainnya juga diperlukan manusia agar hidup lebih layak.
Untuk memenuhi semua kebutuhan tersebut, manusia butuh uang. Untuk mendapatkan uang, manusia harus bekerja. Setelah bekerja dan mendapatkan uang, uang itu kemudian digunakan untuk memenuhi kebutuhannya. Di samping itu, uang tersebut ditabung untuk kebutuhan-kebutuhan yang akan datang. Jadi, manusia selalu penuh perhitungan dalam hidupnya. Karena itulah manusia disebut makhluk ekonomi (homo economicus) karena manusia selalu memikirkan upaya untuk memenuhi kebutuhannya sesuai dengan prinsip-prinsip ekonomi.
Prinsip dan Motif Ekonomi
1. Tindakan Ekonomi dalam Kegiatan Sehari-hari
2. Motif Ekonomi
a. Motif Memperoleh Keuntungan
b. Motif Memenuhi Kebutuhan Sendiri
c. Motif Memperoleh Penghargaan Masyarakat
d. Motif Membantu Sesama Manusia
e. Motif Memperoleh Kedudukan
f. Motif Menjamin Masa Depan
3. Prinsip Ekonomi
Prinsip ekonomi adalah usaha atau pertimbangan yang disertai pengorbanan sekecil-kecilnya untuk mencapai hasil tertentu. Atau sebaliknya, usaha atau pertimbangan yang disertai pengorbanan tertentu untuk mencapai hasil yang sebesarbesarnya. Dua hal penting yang harus diperhatikan dalam prinsip ekonomi ialah diketahuinya nilai pengorbanan yang diberikan dan hasil yang akan dicapai. Prinsip ekonomi ini menjadi landasan bertindak dalam mengambil keputusan penggunaan atau pengalokasian sumber daya agar dicapai hasil yang optimal.
MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK INDIVIDU
Manusia sebagai makhluk individu memiliki unsur jasmani dan rohani, unsur fisik dan psikis, unsur raga dan jiwa. Seseorang dikatakan sebagai manusia individu manakala unsur-unsur tersebut menyatu dalam dirinya. Jika unsur tersebut sudah tidak menyatu lagi maka seseorang tidak disebut sebagai individu. Dalam diri individi ada unsur jasmani dan rohaninya, atau ada unsur fisik dan psikisnya, atau ada unsur raga dan jiwanya.
Setiap manusia memiliki keunikan dan ciri khas tersendiri, tidak ada manusia yang persis sama. Dari sekian banyak manusia, ternyata masing-masing memiliki keunikan tersendiri. Seorang individu adalah perpaduan antara faktor fenotip dan genotip. Faktor genotip adalah faktor yang dibawa individu sejak lahir, ia merupakan faktor keturunan, dibawa individu sejak lahir. Kalau seseorang individu memiliki ciri fisik atau karakter sifat yang dibawa sejak lahir, ia juga memiliki ciri fisik dan karakter atau sifat yang dipengaruhi oleh faktor lingkungan (faktor fenotip). Faktor lingkungan (fenotip) ikut berperan dalam pembentukan karakteristik yang khas dari seseorang.
MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK SOSIAL
Menurut kodratnya manusia adalah makhluk sosial atau makhluk bermasyarakat, selain itu juga diberikan yang berupa akal pikiran yang berkembang serta dapat dikembangkan. Dalam hubungannya dengan manusia sebagai makhluk sosial, manusia selalu hidup bersama dengan manusia lainnya. Dorongan masyarakat yang dibina sejak lahir akan selalu menampakan dirinya dalam berbagai bentuk, karena itu dengan sendirinya manusia akan selalu bermasyarakat dalam kehidupannya. Manusia dikatakan sebagai makhluk sosial, juga karena pada diri manusia ada dorongan dan kebutuhan untuk berhubungan (interaksi) dengan orang lain, manusia juga tidak akan bisa hidup sebagai manusia kalau tidak hidup di tengah-tengah manusia.
Tanpa bantuan manusia lainnya, manusia tidak mungkin bisa berjalan dengan tegak. Dengan bantuan orang lain, manusia bisa menggunakan tangan, bisa berkomunikasi atau bicara, dan bisa mengembangkan seluruh potensi kemanusiaannya.
Dapat disimpulkan, bahwa manusia dikatakan sebagai makhluk sosial, karena beberapa alasan, yaitu:
a. Manusia tunduk pada aturan, norma sosial.
b. Perilaku manusia mengaharapkan suatu penilain dari orang lain.
c. Manusia memiliki kebutuhan untuk berinteraksi dengan orang lain
d. Potensi manusia akan berkembang bila ia hidup di tengah-tengah manusia.
HUMAN NOT ONLY AS BIOLOGICAL BEING BUT ALSO AS CULTURAL BEING, ECONIMICAL BEING, INDIVIDUAL BEING AND SOCIAL BEING
Basically, humans are biological creatures. Human biology because human beings is said to have elements biologist that is needed to eat, drink, sleep, and other biological needs. Biologically, humans are classified as Homo sapiens (Latin for man), a primate species of mammal group that has high rate capability of the brain.
But in human nature not only as bilogisaja beings, human beings also become cultural, economic beings, social beings and creatures of culture. In terms of spirituality, they are described using the concept of a varied life in which, in religion, understood in connection with the divine forces or creatures living in a myth, they are also often compared with other races. In cultural anthropology, they are described based on the use of language, their organization in a plural society and technological development, and mainly based on their ability to form groups and institutions to support one another and pertolongan.Dalam economic terms, human beings have basic needs can be met by having money , and that includes economic needs.
Next will be given an explanation of the four other discussion.
HUMAN AS BILOGICAL BEING
Many people consider themselves the smartest organisms in the animal kingdom, although there is debate whether cetaceans such as dolphins can only have an intellectual equal. Obviously, humans are the only animals that proved high-tech. Humans have a brain to body mass ratio of the greatest of all big game (Dolphins have the second largest, has the largest shark to fish, and octopus have the highest for invertebrates). Although not an absolute measurement (because the minimum mass of the brain important for the function of "housekeeping" certain), ratio of brain to body mass did provide a good clue of the relative intellectual. (Carl Sagan, The Dragons of Eden, 38) Human ability to recognize her reflection in the mirror, is one thing that rarely encountered in the animal kingdom. Man is one of the four species that pass the mirror test for the introduction of self reflection - the others are chimpanzees, orangutans, and dolphins. Tests prove that a chimpanzee who had perfect growing ability similar to a four-year-old human child to recognize his reflection in the mirror. Pattern recognition (to identify the composition of images and colors as well as the imitation of nature) is another evidence that humans have a good mental.
In biology, humans are usually studied as one of various species on Earth. Learning human biology is sometimes also extended into the psychological aspects as well as ragawinya, but usually not to a spiritual or religious. In biology, the human is defined as the hominids of the species Homo sapiens. The only remaining subspecies of Homo sapiens is Homo sapiens sapiens. They are usually regarded as the only species that can survive in the genus Homo. Humans use bipedalnya locomotion (two feet) is perfect.
Human mental abilities and intelligence, making them, according to Pascal, the saddest thing of all animals. The ability to have feelings, like sadness or happiness, to distinguish them from other organisms, although this assertion difficult to prove using animal tests. Human existence, according to most philosophers, established itself as a source of happiness.
HUMAN AS CULTURAL BEING
Culture comes from the Sanskrit buddhayah which is the plural of Buddhi is defined as matters relating to the mind and intellect.
In general, culture is the result of human reason and power.
JJ. Hoeningman divide culture in 3 form:
a. Idea
Culture in the form of a collection, idea, ideas, values, norms, rules that are abstract.
b. Activity (action)
Manifestation of culture as a pattern of human action in society. often referred to as social systems, namely human activities interact with each other, make contacts, mingle with other people. .sifatnya concrete patterns can be observed.
c. Artifacts (work)
A form of physical culture in the form of the results of activities, actions, and the work of all people in society in the form of objects that can be touched and seen.
7 elements of culture are universal:
a. Equipment systems and equipment life (technology)
b. livelihood systems
c. social system or social organization
d. Language
e. Art
f. knowledge systems
g. religious system
ETHICS AND AESTHETIC CULTURED
1. Ethics in cultured human
Ethics comes from Yuniani language, ethos.
There are 3 types of ethical significance by Bertens:
a. Ethics in the development of the sense of values or norms which become the handle for one person or group of persons preformance regulate behavior.
b. Ethics in the sense set of principles or moral values (code of ethics)
c. Ethics in the sense of the science or doctrine of good and bad (moral philosophy)
Cultured is the result of creativity, feeling and intention of human. Humans are ethical, will produce an ethical culture.
Ethics berbudyaa contain a claim that a culture that is created must contain niali ethical values are universal. Although such a bidaya produced meets the values of ethics or not depends of understanding or ideology which is believed by the public.
2. Aesthetics in cultured human
Aesthetics can be said as a theory of beauty or art, aesthetics associated with the beautiful-ugly The meaning of beauty:
a. widely, the beauty of the good ideas contained
b. narrowly, that is beautiful within the scope of the perception of vision (shape and color)
c. aesthetically pure, concerning a person's aesthetic experience in relation to all things through the senses.
Aesthetics is subjective, so it can not be forced. But the important thing is to appreciate the beauty of the culture that produced by others.
HUMANIZE HUMANS
The human is not only gay, but should be improved to be Human in a way have the principles, values and sense of humanity that attached to him.
Being human means of human behavior to appreciate and respect the dignity and the degree of human in a way not oppress fellow, swordfish rebuke, not to be rude, do not hurt, and other bad behavior. CULTURAL PROBLEMS
Cultural experience along with the dynamics of social dynamics of human life as a owner culture, Cultural Dynamics of the form:
1. Cultural inheritance
The process of transfer, forwarding, possession and use of kebudyaan from generation to generation on an ongoing basis
Inheritance can through:
- Enculturation (familiarization): The process of learning and adjusting the thoughts and attitudes of individuals with a system of norms, indigenous peoples and the rules of living in culture
- Socialization (Process correctional)
Individuals adapt to other individuals in society.
Problems in Cultural Inheritance:
a. Appropriate / least cultural heritage with the dynamics of today's society today
b. Rejection of the recipient generation of cultural heritage
c. The emergence of a new culture that is incompatible with cultural heritage.
2. Change of culture
Changes that occur as a result of the discrepancy between cultural elements which differ from each other resulting in a state where its function is not in accordance with for life.
Example: development, modernization
Problems that arise:
a. The changes are Regress
b. Change through revolution
3. Spread of Culture (diffusion)
The process of spreading cultural elements from one group to another group.
Globalization: The spread of culture is widespread.
Arnold J. Toynbee, in arguments about the spread of culture Culture radiation as follows:
a. Aspects or elements of culture do not always go as a whole, but individually.
b. Strength through a culture is inversely proportional to its value, the higher aspects of culture, the more difficult to accept.
c. If one element of culture in, it will attract other cultural elements.
d. Cultural elements entrant can be dangerous for people who accept the culture.
Problems in the diffusion:
The loss of local cultural values as a result masukknya foreign culture.
Besides the diffusion of contact between cultures can be:
a. Assimilation: fusion between cultures that meet, long and intensive
b.Aculturation: culture inter-individual contacts still show elements of its culture.
HUMAN AS ECONOMICAL BEING
We certainly understand that every human being has needs that diverse. Every human being needs to eat and drink to stay alive. People need clothing to be able to get along well with other humans. Humans also need a home as a place of refuge. Education, health, entertainment, and other necessities are also required people to live more feasible.
To meet all these needs, humans need the money. To get money, people have to work. After working and earning money, the money was then used to meet their needs. In addition, the money saved to the needs of the future. So, people always calculating in his life. That is why human beings called economics (homo economicus), because people always think of the effort to meet their needs in accordance with economic principles.
PRINCIPLES AND ECONOMIC MOTIVES
1. Action Economics in Everyday Activities
2. Economic Motives
a. Motif Obtaining Benefits
b. Motif Meet the Needs of Your Own
c. Motive Awards Communit
d. Motif Helping Neighbor
e. Obtaining Motif Position
f. Motifs Ensure Future
3. Economic Principles
Economic principles is a business or considerations that accompanied the sacrifice of every detail to achieve specific results. Or conversely, business or considerations that accompanied certain sacrifices to achieve results sebesarbesarnya. Two important things that must be considered in economic principles is to know the value of sacrifice that is given and the results will be achieved. Economic principles is a cornerstone act in taking decision to use or allocation of resources to achieve optimal results.
HUMAN AS INDIVIDUAL BEING
Individual human beings have an element of physical and spiritual, physical and psychological element, the element body and soul. Someone said as individual human beings when these elements together in him. If these elements are not united anymore so someone is not called as an individual. Individi there are elements within the physical and spiritual, or there are physical and psychological elements, or there is an element of body and soul.
Every human being has uniqueness and its own characteristics, there are no humans are exactly alike. Of the many people, it turns out each has its own uniqueness. An individual is a combination of phenotype and genotype factors. Genotype factor is the factor which brought individuals from birth, it is heredity, brought individuals from birth. If an individual has a physical or character traits inborn trait, he also has the physical traits and characteristics or traits that are influenced by environmental factors (factor phenotype). Environmental factors (phenotype) had a role in the formation of the typical characteristics of a person.
HUMAN AS SOCIAL BEING
By nature human beings are social beings or society, while also given in the form of a growing mind and intellect can be developed. In relation to humans as social beings, humans have always lived together with other humans. Encouragement community that nurtured since birth will always reveal itself in various forms, because that by itself will always be a society man in her life. Man said to be social beings, as well as in human beings is the urge and need for related (interaction) with others, people also will not be able to live as a human being if you do not live in the middle man.
Without the help of other human beings, human beings could not walk upright. With the help of others, people can use a hand, can communicate or talk, and can develop the full potential of humanity.
It can be concluded, that man said to be social beings, for several reasons, namely:
a. Humans are subject to the rules, social norms.
b. Expect an assessment of human behavior from others.
c. Humans have a need to interact with other people
d. Human potential will grow if he lived in the middle man.
credit : apadefinisinya.blogspot.com, www.crayonpedia.org, wikipedia/wiki/manusia
Langganan:
Postingan (Atom)